Tuesday, March 22, 2016

Hari untuk giliran kamu dan hari untuk giliran dia



Diceritakan oleh seorang qodli Muhammad rohimuhulloh
         Ada seorang laki-laki yang ingin menikah dengan seorang perempuan agar kelak bisa membantu ibunya. Dia menginginkan perempuan yang berpendidikan dan terpelajar .dan akhirnya dia melamar seorang gadis seperti yang ia inginkan terpelajar dan berpendidikan, kemudian ia nikahi.
         Pada esok hari setelah malam pengantin, perempuan itu duduk-duduk sambil membaca koran dan beberapa majalah, sedangkan ibunya repot dengan pekerjaan rumahnya.Jika ditanya dia beralasan bahwa ini masih hari hari pernikahan mereka, jadi mungkin setelah ini dia mau membantu ibunya ,pikir suaminya. Hari demi hari sudah terlewati akan tetapi perempuan yang baru menikah itu tetap saja sering menghabiskan waktunya untuk membuka surat kabar dan majalah sedangkan ibunya yang sudah tua itu dia biarkan menyapu dan memasak serta mengurus rumah sendirian..sehingga pada suatu hari ibunya mengadu kepada anak laki-lakinya tentang hal ini.
         Mereka bersepakat untuk membuat drama atau beracting di depan menantunya agar menantunya tadi menyadari dan merasa malu akan kesalahannya, sehingga dia mau membantu ibunya. Ibu yang sudah tua itu pura pura menyapu ,kemudian anak laki-lakinya masuk ke rumah dan pura-pura melarang ibunya .
     “ ibu, ibu itu sudah tua ,banyaklah beristirahat , biar saya saja yang menyapu”.
      Ibu itu menjawab
      “ anakku , kamu itu laki-laki , menyapu ,memasak ,mengurus rumah tangga itu tugas perempuan” .
       perselisihan semakin memuncak dan sangat mengherankan perempuan itu sama sekali tidak terpengaruh bahkan dia dengan tenangnya berkata sambil membuka- buka surat kabar

      “ sudahlah jangan saling berteriak dan jangan saling berebut..sebenarnya sepele saja , tentukan hari untuk kamu dan tentukan hari untuk dia { ibu }..beres kan???#$%^&*.

No comments:

Post a Comment